Sejumlah merek pakaian ternama mengandung bahan kimia berbahaya bagi
lingkungan. Hal ini terungkap dalam laporan investigasi terbaru
Greenpeace bertajuk "Benang Beracun - Merek Fashion Ternama Terjahit
Dengannya".
Investigasi Greenpeace dilakukan dengan mengambil
sampel produk pakaian ternama yang beredar di 27 negara, termasuk
Indonesia. Sejumlah 141 produk pakaian dikoleksi dari toko-toko resmi
penjual produk tersebut selama bulan April 2012 dan diteliti di
laboratorium Greenpeace di Inggris.
Hasil investigasi terbaru
menemukan bahwa 20 pakaian merek ternama mengandung bahan beracun yang
bisa mengganggu hormon dan menyebabkan kanker. Dari 141 produk, 89
diantaranya mengandung bahan beracun. Salah satu merek yang mengandung
bahan beracun adalah Zara.
"Beberapa produk Zara yang diuji,
hasilnya positif mengandung zat yang akan terurai membentuk bahan kimia
penyebab kanker atau gangguan hormon," kata Martin Hijsik, Koordinator
Kampanye Detox Greenpeace International.
Dari penelitian
Greenpeace, salah satu produk Zara mengandung NPEs (Etoksilat polifenol)
dengan konsentrasi tertinggi, mencapai 1000 ppm. Sementara, dua produk
Zara lainnya memiliki kandungan pewarna azo.
Hilda Meutia,
Koordinator Water Patrol Greenpeace Indonesia menjelaskan, NPEs adalah
senyawa surfaktan yang pada hewan dan manusia dapat menggangu hormon.
Pewarna azo akan melepaskan amines yang bisa menyebabkan kanker.
"Gangguan
hormon dan kanker tidak muncul segera tetapi dalam jangka panjang.
Bahan dapat masuk lewat rantai makanan," kata Hilda dalam konferensi
pers di Jakarta, Selasa (20/11/2012). Bahan bisa masuk ke lingkungan
saat pembuangan limbah ataupun saat produk dicuci.
Selain Zara,
produk lain yang juga mengandung bahan beracun adalah Metersbonwe,
Levi's, C & A, Mango, Calvin Klein, Jack & Jones dan Marks &
Spencer. NPEs dan pewarna azo juga ada dalam produk itu, ditambah
phthalates, senyawa untuk fleksibilitas dan keawetan yang bersifat
karsinogenik.
Produk dari C & A, Levi's, Marks & Spencer,
Mango, Jack & Jones dan Metersbonwe adalah yang mengadung
konsentrasi NPEs tertinggi. Sementara, phthalates dijumpai pada produk
Tommy Hilfiger, Armani dan Victoria's Secret.
Berdasarkan laporan
itu, Ahmad Ashov, Jurukampanye Air Bebas Racun Greenpeace Indonesia
mengatakan, "Greenpeace menuntut merek fashion untuk berkomitmen
terhadap nol pembuangan terhadap bahan kimia berbahaya pada tahun 2020."
Ia
menambahkan, Greenpeace juga menuntun para pemasok produk untuk
mengungkapkan semua bahan kimia beracun yang dilepaskan dari fasilitas
yang dimiliki kepada masyarakat di lokasi pencemaran air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar